Atur Keuangan, Pengeluaran Menambah Pemasukan I | Treni Challenge

    Author: Dedi Genre: »
    Rating

    Treni Challenge - Tentang Manajemen keuangan, tentang bagaimana mengelola keuangan mulai dari tingkat yang paling dasar. kita akan bahas di sini dan sama-sama belajar dan praktekkan, insyaAllah membawa manfaat dan bisa jadi solusi untuk lebih menyehatkan urusan keuangan kita. Belajarnya mulai yang paling dasar, yaitu bagaimana kita membangun kesadaran kita tentang prioritas utama yang perlu kita dahulukan untuk dipikirkan, apakah berpikir soal pemasukan dulu atau pengeluaran dulu?


    Menurut anda, mana yang perlu lebih dahulu dipikirkan, masalah pemasukan keuangan anda atau pengeluaran anda?

    Saya yakin, dan mungkin juga sama dengan teman-teman semua, sering kita putar otak, menguras pikiran untuk bagaimana caranya kebutuhan kita terpenuhi. Kemudian kita mulai mencari referensi harga-harga barang dan jasa yang termasuk dalam kategori barang dan jasa yang kita butuhkan. setelah kita tahu setiap nilai harga barang dan jasa itu, kemudian kita akumulasikan menjadi kebutuhan global kita, barulah kita berpikir soal bagaimana caranya kita bisa dapat pemasukan untuk membeli atau membayar barang dan jasa kebutuhan kita tadi. Bukankah demikian?

    Sekarang, bagaimana jadinya jika kita balik? Pikirkan bagaimana kita bisa mendapatkan pemasukan dulu, kemudian ketika pemasukan sudah ada dan terkumpul, baru kita pikirkan soal kebutuhan. Kita survey apa saja yang kita butuhkan termasuk nilai harganya. Ketika ternyata pengeluaran yang yang kita butuhkan melebihi pemasukan yang kita dapatkan, maka di sinilah kemudian kita memberi batas. Terserah, pemberian batasnya mau dibikin persis dengan nilai pemasukan yang didapatkan atau harus lebih rendah dari nilai pemasukan yang didapatkan. Yang jelas batasan itu jangan sampai bersifat spekulasi, yang kemudian berakibat kita akan memberanikan diri untuk berhutang.

    Contoh kasusnya seperti ini:
    Ketika kita sudah mengetahui kita akan mendapatkan pemasukan rutin tiap bulan sebesar Rp. 10 juta, maka kemudian kita memikirkan kebutuhan-kebutuhan baik berupa jasa maupun barang. Kita kumpulkan kebutuhan kita itu beserta nilai harganya dan kita total. Misalkan saja ternyata setelah ditotal, nilai dari kebutuhan kita tadi sebesar 11,5 juta, berarti pemasukan kita sebulan tidak cukup untuk memnuhi kebutuhan kita, minus 1,5 juta. Di sini jangan bermain spekulasi, artinya, kan setiap bulan kita dapat Rp. 10 juta, maka untuk memenuhi kebutuhan yang hanya minus Rp. 1,5 juta itu kita bisa mencari pinjaman dulu, kemudian bulan depan kita bayar, toh pemasukan kita bulan depan hanya akan berkurang sedikit jika dikurangi untuk membayar hutang kita bulan ini yang hanya senilai Rp. 1,5 juta tadi.

    Dari kasus itu, tanpa kita sadari, bahwa dengan memaksakan diri untuk memnuhi kebutuhan bulan sekarang yang minus dan kemudian kita tutup dengan berhutang dengan konsekwensi akan dibayar di bulan depannya, maka berarti kita telah melemahkan kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan di bulan depan, yang semula bisa memnuhi kebutuhan yang bernilai hingga Rp. 10 juta, maka kemudian menjadi hanya mampu memenuhi kebutuhan yang  bernilai hingga Rp 8,5 juta. Efek buruknya lagi, jika kemudian keberanian untuk berhutang tadi terulang lagi di bulan-bulan berikutnya, maka bisa dipastikan kemampuan kita untuk memnuhi kebutuhan akan  semakin melemah dan akhirnya minus terus-terusan. Dampak terburuknya adalah kita akan mengalami kesusahan ekonomi.

    Termasuk juga jika kita mengelola suatu usaha atau bisnis, lebih aman jika kasus di atas diusahakan untuk dihindari. Jika kasus tersebut sudah berhasil dihindari, kemungkinan terburuknya kita akan mengalami keuangan yang stagnan, tidak memiliki tabungan, tapi kebutuhan terpenuhi dan kita tidak berhutang. Nilai pemasukan persis dengan nilai pengeluaran.

    Jika itu terjadi, maka langkah selanjutnya kita hanya butuh 2 opsi, yaitu:
    1. Mengurangi nilai pengeluaran dengan menggunakan skala prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi, atau
    2. Meningkatkan nilai pemasukan yang bisa kita dapatkan di waktu-waktu berikutnya.
    Opsi pertama, yaitu mengurangi pengeluaran dengan menggunakan skala prioritas saya kira ini mudah dilakukan. Tinggal kita pilah-pilah lagi saja mana-mana yang betul-betul kita butuhkan, kita dahulukan pemenuhannya, yang kurang penting untuk dipenuhi, kita tunda sampai dapat pemasukan lagi atau bahkan kita cancel atau kita gagalkan, kita hapus dari catatan kebutuhan kita.

    Opsi kedua, yaitu meningkatkan nilai pemasukan yang bisa kita dapatkan di waktu-waktu berikutnya, ini yang akan kita bahas habis-habisan di blog ini. Karena opsi ini bisa mengurangi kepenatan otak kita, pikiran kita soal manajemen keuangan atau pengelolaan keuangan. Dengan kemampuan untuk meningkatkan nilai pemasukan yang didapatkan setiap bulan atau setiap waktu kedepan, maka kita tidak akan pusing memikirkan pemenuhan kebutuhan yang mengurangi tabungan kita. Apalagi kebutuhan kita tetap tiap bulannya, tidak meningkat secara signifikan. Efeknya, kita bisa menyisihkan pendapatan untuk membantu orang lain atau menjadi tabungan yang akan terus bertambah karena peningkatan pemasukan yang terus terjadi.

    Dan menarik lagi kalau kemudian kita bisa menjadikan lebih murah nilai kebutuhan kita tanpa mengurang kwalitas yang dinginkan sekaligus juga bisa mendapatkan pemasukan di setiap pengeluaran yang kita lakukan, ini akan sangat dahsyat hasilnya. Pemasukan akan terus bertambah dan terus bertambah, pengeluaran akan terus berkurang dan berkurang walaupun kebutuhannya tetap.

    Apa itu mungkin? Apa bisa seperti itu? Bagaimana caranya? Kita akan lanjut ke postingan berikutnya!

    Bersambung....

    Klik di sini untuk membaca, memahami, dan mendapatkan manfaat dari kelanjutkan postingan ini!

    Blogger templates

    Blogger news

    Blogroll